Mutu lulusan (output), sekolah
dan madrasah, merupakan salah satu persoalan yang harus mendapatkan
perhatian serius dan kajian mendalam. Hal ini mutlak dilakukan karena
mutu lulusan dapat menjadi gambaran dari kulitas sistem Pendidikan dan
Proses Belajar Mengajar (PBM) yang diterapkan oleh Madrasah. Hal ini pun
dapat dijadikan benchmark (dasar pijakan) untuk mengambil
kebijakan lanjutan dalam perbaikan dan pengembangan mutu Pendidikan dan
PBM, baik pada skala Makro (negara), messo (Propinsi dan Kota), muapun
mikro (sekolah dan Yayasan).
Mutu lulusan dari madrasah (sekolah) dapat diukur dalam beberapa indikator:
- Kebermanfaatan dirinya bagi dirinya dalam menjalani kehidupan. Berbagai ilmu yang dipelajarinya serta pembiasaan sikap dan perilaku baik yang dijalaninya pada masa pendidikan haruslah ekuivalen dengan peningkatan kualitas karakter baik (berpikir, bersikap, berprilaku, semangat dan daya tahan hidup, serta kecerdasan emosional [terutama memecahkan permasalahan hidup yang dihadapinya]. Dengan kata lain, lulusan madrasah haruslah memiliki kualitas hidup yang terus meningkat dan membaik, jujur, optimis, visioner, kreatif, serta tidak mudah menyerah dan putus asa.
- Keberterimaan Masyarakat terhadap lulusan madrasah. Lulusan madrasah haruslah diterima oleh masyarakat karena a) ia berprilaku baik, b) karena memberi manfaat kepada masyarakat.
- Studi lanjut ke jenjang lebih tinggi; Jika lulusannya dapat diterima di madrasah (sekolah) atau Perguruan Tinggi yang berkualitas baik pada jenjang selanjutnya, maka dapat diasumsikan bahwa siswa (lulusan) tersebut mempunyai kualitas baik. Jika siswa-siswa yang diterimanya berjumlah lebih dari 70% maka dapat diasumsikan maka kualitas lulusan bermutu baik, dan sekaligus dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan dan PBM yang diterapkan di madrasah atau sekolah tersebut berkualitas baik. Hal ini pun harus diberi catatan bahwa pencapaian kelulusan siswa pada berbagai ujian dan sistem seleksi peneriman siswa baru dari sekolah barunya dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Indikator studi lanjutnya p
- Daya serap Dunia Kerja terhadap lulusan. Asumsinya adalah jika alumni Madrasah (terutama Madrasah Aliyah) mampu diserap oleh dunia kerja, tentunya yang sesuai dengan jenjang dan keahlian yang digelutinya, maka dapat dikatakan bahwa kualita alumni madrasah, baik individual atau komunal, adalah baik.
Dua indikator pertama seringkali tidak dijadikan ukuran dari keberhasilan dari sistem pendidikan madrasah. Pertama, indikatornya bersifat abstrak dan seringkali subjektif. Kedua, pencapaian mutu seperti demikian dapat diperoleh di Pesantren, bahkan dapat diperoleh melalui pendidikan keluarga.Ketiga, derasnya
informasi artifisial (dangkal) dan simplistis (menyederhanakan) tentang
relevansi mutu lulusan dengan daya serap sekolah lanjutan (dan PT)
serta dunia kerja.
Sedangkan,
dua indikator terakhir, seringkali) dijadikan sebagai ukuran (bahkan
ukuran utama) bagi lulusan madrasah (sekolah), karena memiliki
karakteristik yang berkebalikan dengan dua indikator pertama, yakni
konkret, mudah dilacak dan diukur, serta mendapatkan prioritas promosi
(propaganda) dari pemerintah maupun dari sekolah (Yayasan). Seringkali
terdengar pendapat sebagian masyarakat Indonesia, "sekolah di sekolah X,
lulusannya dapat diterima di sekolah-sekolah favorit atau mudah
diterima bekerja di perusahan-perusahaan X dan Y".
Lulusan madrasah miliki keunggulan
Dalam sebuah iklan layanan
masyarakat, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof. Dr. H. Jimly
Assiddiqi menyebutkan (atau lebih tepatnya mempromosikan) bahwa lulusan
madrasah memiliki keunggulan dan daya kompetisi yang tidak kalah oleh
lulusan sekolah (umum). Setelahnya, muncul pula beberapa alumni madrasah
memberikan testimony, baik dari kalangan pengusaha, politisi,
maupun pendidik, yang menyampaikan misi (pesan) yang sama bahwa kualitas
alumni madrasah adalah terpercaya dan tidak perlu diragukan.
Pesan layanan masyarakat ini adalah bentuk promosi. Disebut promosi
karena mereka dipesan oleh Departemen [Kementrian] Agama untuk
mempromosikan Madrasah, agar masyarakat mempercayai kualitas sistem
pendidikan Madrasah dan mempercayai kualitas alumni Madrasah. Upaya ini
adalah wajar atau tidaklah salah, bahkan baik untuk dilakukan. Dalam
teroi komunikasi dan marketing, Promosi mutlak dilakukan, karena 1)
supaya orang mengetahui "apa adanya", 2) supaya orang tertarik, 3)
supaya orang memberikan kepercayaan, dan 4) supaya orang mau memasukkan
anak-anaknya ke Madrasah.
Upaya serupa dilakukan pula oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah
Yusuf. Ia menegaskan bahwa lulusan madrasah memiliki berbagai macam
keunggulan. Keunggulan itu antara lain lulusan madrasah siap untuk
menjadi apa saja. (ummatonline.net -; dalam http://www.ummatonline.net/lulusan-madrasah-miliki-keunggulan diunduh pada tanggal 03 Oktober 2011, jam 9:45). Hal itu ia paparkan dalam sambutannya pada pembukaan Kompetisi dan Expo Madrasah 2009 di
Stadion Gajayana, Malang (Rabu, 29 Juli 2009). Ia menyebutkan bahwa
"Jika Lulusan Madrasah jadi pemimpin, insya Allah, ia akan menjadi
pemimpin yang adil, karena ia belajar al-Qur'an. Ia akan menjadi
pengusaha yang jujur dan sukses, jika lulusan madrasah memilih jalan
hidup sebagai pengusaha, karena ia belajar kejujuran, kemandirian, dan
kreatifitas. Lulusan madrasah pun siap menjadi diplomat, karena kompeten
dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris, selain bahasa Indonesia dan
bahasa daerah."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
,