Pertanyaan Tersebut yang selalu muncul di benak saya beberapa hari
ini. Terkadang saya merasa tidak pantas dan tidak layak untuk menjadi
seorang guru. Mengapa tidak saya berpikir demikian, mengingat betapa
besarnya tanggun jawab yang harus dipenuhi untuk mendidik dan
mengajarkan sesuatu kepada siswa-siswa. Mengajar memang tidak ada
masalah tapi untuk mendidik itu yang jadi masalah besar bagi saya.
Mungkin sebagian besar dari guru-guru memandang pemikiran
saya ini sangat kolot dan terlalu melebihkan sesuatu yang seharusnya
tidak perlu dipermasalahkan. Terkadang saya sering cerita sama
teman-teman sesama pendidik bagaimana susahnya menjadi seorang pendidik,
beberapa dari mereka hanya mengatakan “Tidak usah dipedulikan
siswa-siswa yang nakal dan kurang pandai karena kalau itu yang Bapak
perhatikan, Bapak akan setengah mati dalam mengajar mereka semua”. Dasar
saya yang keras kepala dan selalu mempersulit diri, bagi saya yang
terpenting dalam mengajar adalah melakukan yang terbaik bagi mereka
semua tidak pandang bulu mau yang nakal, bodoh, pandai semua saya ingin
perlakukan sama. Akan tetapi terkadang ego saya ini membuat kesulitan
bagi diri saya sendiri.
Terkadang saya merasa belum layak menjadi seorang pendidik karena
selama beberapa bulan ini mengajar di sebuah Madrasah Aliyah belum ada perkembangan
signifikan yang saya bisa berikan buat Madrasah tersebut.
Dunia pendidikan yang dulu saya pikir adalah tempat untuk mengabdikan diri dan memberikan segalanya serta tempat yang sangat suci, tempat para generasi muda menimbah ilmu dan bekal untuk membangun bangsa ini ternyata masih banyak terdapat kejanggalan dan tindakan-tindakan yang seharusnya tidak pantas dilakukan bagi seorang pendidik.
Sebuah kata “IDEAL” masih sangat tidak layak untuk diberikan kepada dunia pendidikan kita. Sebagai seorang pendidik hendaknya kita berpikir betapa pentingnya misi yang kita embang “Memanusiakan manusia”. Apa yang saya lihat di kenyataan ternyata berbanding terbalik dengan yang selama ini ditanamkan pada diri saya. Hati ini menjerit ingin melakukan perubahan tapi apa daya. Saya hanya seorang pendidik yang tidak punya daya dan kuasa untuk melakukan perubahan.
Dunia pendidikan yang dulu saya pikir adalah tempat untuk mengabdikan diri dan memberikan segalanya serta tempat yang sangat suci, tempat para generasi muda menimbah ilmu dan bekal untuk membangun bangsa ini ternyata masih banyak terdapat kejanggalan dan tindakan-tindakan yang seharusnya tidak pantas dilakukan bagi seorang pendidik.
Sebuah kata “IDEAL” masih sangat tidak layak untuk diberikan kepada dunia pendidikan kita. Sebagai seorang pendidik hendaknya kita berpikir betapa pentingnya misi yang kita embang “Memanusiakan manusia”. Apa yang saya lihat di kenyataan ternyata berbanding terbalik dengan yang selama ini ditanamkan pada diri saya. Hati ini menjerit ingin melakukan perubahan tapi apa daya. Saya hanya seorang pendidik yang tidak punya daya dan kuasa untuk melakukan perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
,